Tata Cara Mandi Wajib / Junub Yang Benar Sesuai Hadist
Rabu, 13 Februari 2019
Edit
Niat Dan Tata Cara Mandi Wajib – Setiap orang muslim tentu saja
tahu apa itu mandi wajib. Mandi wajib ini adalah mandi besar yang biasa
dilakukan pada waktu – waktu tertentu karena sebab sesuatu yang melatar
belakanginya. Sekarang ini banyak sekali manusia yang mulai lalai dengan tata
cara mandi wajib secara sempurna karena terlalu banyaknya aktivitas.
Agar tata cara mandi wajib beserta niat ini bisa tepat, maka setidaknya
luangkanlah waktu untuk mempelajarinya pada ulasan berikut ini. Sekarang ini
bila disadari tingkat kesadaran kaum muslimin dan muslimat sudah mulai banyak
yang ingin tahu dan mengenal segala sesuatu tentang islam secara mendaam bukan
hanya sekedar terbatas di permukaannya saja.
Pengertian dari Mandi Wajib
Dalam bahasa arab, mandi adalah الْغُسْل (ghusl), artinya menurut bahasa
yaitu “pengaliran”. Mandi wajib memiliki istilah lain yaitu mandi junub,
yang brarti mandi junub ini akan dilakukan ketika dalam keadaan junub.
Menurut istilah mandi wajib ialah mengalirkan air hingga ke seluruh tubuh,
dari ujung kepala sampai kaki yang diawali dengan membaca niatniat mensucikan
diri dari hadast yang besar. Melakukan mandi akan membuat perasaan menjadi
lebih nyaman dan memiliki kepercayaan diri, baik dalam keadaan melaksanakan
ibadah ataupun saat melakukan kegiatan atau beraktivitas. Dan untuk tata cara melakukan
mandi wajib nya dengan berpedoman tata cara mandi wajibnya Nabi Muhammad SAW.
Hukum mandi sesuai dengan syariat memiliki 3 hukum, di antaranya mandi
wajib, mandi haram dan mandi sunnah. Namun pada kesempatan kali ini yang
akan dibahas perihal mandi wajib saja.
Tata Cara melakukan Mandi Wajib atau Mandi Besar atau Mandi Junub
Bagi Anda yang sekarang ini banyak yang lupa tata cara melakukan mandi
wajib, berikut ini adalah langkah – langkah yang harus Anda perhatikan.
- Diawali membaca niat mandi wajib. Membaca niat di awal hukumnya wajib dan pasti mengharuskan untuk dijalankan sebelum melakukan mandi wajib. Niat ini adalah yang menjadikan perbedaan antara mandi wajib dan mandi biasa. Untuk tata cara pembacaan ini boleh dengan menggunaka suara atu di dalam hati saja.
- Mencuci kedua tangan. agar mengikuti sunnahnya maka mencuci tangan ini bisa dilakukan sampai 3 kali pencucian, hal ini bertujuan agar tangan bersih dan terhindar dari yang namnaya najis dan benar – benar bersih.
- Melakukan pembersihkan pada bagian tubuh yang dianggap kotor menggunakan tangan kiri. Bagian tubuh yang biasanya kotor adalah bagian kemaluan, dubur, ketiak dan lain – lain.
- Melakukan pencucian Tangan diulang. Melakukan pencucian ulang tangan yang tadi sudah digunakan untuk membersihkan bagian kemaluan, yakni dengan mengusap – usapkan tanah ke tanah kemudian dibilas atau dengan sabun kemudian dibilas.
- Berwudhu. Lakukanlah tata cara wudhu seperti halnya akan berwudhu seperti akan melakukan sholat biasanya.
- Membasahi kepala. Membasahi kepala dengan mengguyurnya tiga kali hingga seluruh permukaan pada kulit dan rambut rata basah oleh air.
- Memisah – misah rambut. Memisah – misah rambut dengan menyela-nyelanya yakni dengan menyilangkan jari – jari tangan.
- Membasahi seluruh seluruh tubuh. Membasahi tubuh secara merata dengan mengguyurnya dari ujung rambut hingga ujung kaki, dimulai dari bagian kanan terlebih dahulu kemudian bagian kiri.
- Gunakanlah sabun beserta sampo. Ketika tata cara diatas sudah terlewati, maka langkah selanjutnya barulah diperbolehkan untuk mencuci ulang tubuh menggunakan sabun,dan memberi shampoo pada rambut.
Kewajiban melakukan mandi wajib ini dilakukan pada saat kondisi sedang
normal, dan langkah – langkah tersebut boleh diganti menggunakan tayamum dengan
debu. Hal ini apabila memang terdapat tidak ada air atau bahkan apabila ada
mudhorot yang kemungkinan bisa terjadi apabila melakukan mandi wajib, misalkan
apabila dalam keadaan sakit atau sedang dalam keadaan di dalam pesawat terbang.
Maksudnya di dalam pesawat ini adalah apabila ada 450 orang yang sedang
berada di dalam sebuah pesawat terbang kesemuanya melakukan wudhu dan mandi
wajib maka bisa jadi akan menimbulkan kekhawatiran pada saat penerbangan.
Tata Cara Mandi Wajib Rasulullah
Bagi Anda yang ingin mengetahui tata cara dari mandi wajib rasulullah, maka
simaklah ulasan berikut ini:
Hadis ke 1 :
Aisyah berkata, Rasulullah memulai mandi janabah dengan diawali membaca
niat, selanjutnya mencuci kedua tangan, dilanjutkan dengan berwudlu, lalu
menyela pangkal – pangkal rambut hingga air yang dibasahi ke dasar rambut. Lalu
menyiramkannya lagi dari atas kepala sebanyak tiga kali kemudian dilanjutkan
menyiram seluruh tubuh. ( HR. Bukhari dan Muslim )
Hadis ke 2 :
Aisyah mengatakan, Bahwa ia melakukan mandi bersama dengan rasulullah
melalui satu tempayan, dan kami pun aku bersama rasulullah bersama – sama
mengambil air dari tempayan. ( HR. Muslim )
Hadis ke 3 :
Maimunah binti al – Harits ra, mengatakan : Sayalah yang menyiapkan air
rasulullah mandi janabah. Lalu Maimunah menuangkan air menggunakan tangan
kanannya di atas tagan kiri sebanyak dua hingga tiga kali, lalu dilanjutkan
mencuci bagian kemaluannya, setelah itu menggosok tangannya dengan tanah atau
di gosokkan di tembok sebanyak dua hingga tiga kali.
Dilanjutkan Rasulullah berkumur dan menghirup air ( istinsyaq ). Kemudian
beliau mencuci mukanya dan juga kedua tangannya hingga ke siku. Kemudian beliau
menyiram kepalanya lanjut seluruh tubuhnya. Lalu beliau berpindah tempat,
setelah itu mencuci kedua kakinya.
Dilanjutkan Maimunah memberi kain rasulullah seperti kain handuk, akan
tetapi beliau tidak mau dan beliau lebih memilih menyeka air yang ada di
tubuhnya menggunakan tangannya. ( HR. Bukhari dan Muslim).
Niat dan Doa Mandi Wajib atau Mandi Besar atau Mandi Junub
Setiap akan melakukan mandi wajib maka harus diawali dengan niat yang benar
agar mandi wajib tersebut bisa bernilai ibadah di hadapan Allah SWT serta
supaya Allah SWT menerima segala macam amalan yang akan dilakukan setelah
melakukan mandi wajib.
Pada saat akan melakukan mandi wajib, maka niatnya tidak harus dibaca dengan
lantang, hanya dibaca di dalam hati saja sudah cukup dengan niat mandi wajib
untuk mensyucika diri dari hadas besar. Atau menggunakan lafal arab agar lebih
meluruskan niat.
a. Do’a niat mandi wajib secara umum
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ
تَعَالَى
“Nawaitul Ghusla Lifraf il Hadatsil Akbarii FardhalLillahi Ta’aala”
Yang artinya: saya niat mandi wajib untuk mensucikan hadast
besar fardhu karena Allah ta’aala.
b. Do’a niat mandi wajib setelah haid
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى
“Nawaitul Ghusla Lifraf il Hadatsil Akbari minal Haidil Lillahi Ta’ala”
Yang Artinya: saya niat mandi wajib untuk mensucikann hadast besar
dari haid karena Allah Ta’ala.
c. Do’a niat mandi wajib setelah nifas
“Nawaitul Ghusla Liraf il Hadatsil Akbari Minal Nifasi Fardhlon Lillahi
Ta’ala.”
Yang Artinya: saya niat mandi wajib untuk mensucikan hadast besar dari nifas
fardu karena Allah ta’ala.
d. Do’a niat mandi wajib setelah berhubungan suami – istri / keluar mani / mimpi basah
“Nawaitu Ghusla Lirafil Hadatsil Akbari AnJami il Badaanii Likhuruu ji Mani
yyi Minal Innaabati Fardhan Lillahi Ta’aala”.
Terjemahnya : aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari badan ini
karena keluarnya mani dari janabah fardhu karena Allah taala.
Landasan Perintah Untuk Mandi Wajib atau Mandi Junub
Landasan perintah mandi wajib sudah jelas di dalam Al – Quran, yakni
berada dalam Al – Quran surat Al-Maidah ayat 6 dan Al – Quran surat An –
Nisa ayat 43.
Hal – Hal yang Menjadikan Mandi Wajib atau Mandi Junub
Mandi wajib harus dilakukan apabila di temui hal – hal berikut ini:
Setelah berhentinya darah haid wanita
Dalam hadis disebutkan bahwasanya, Aisyah ra, Nabi Muhammad saw mengatakan
pada Fathimah binti Abi Hubaisy. Apabila haid datang padamu maka hendaknya kamu
tidak melaksanakan shalat. Jika darah haid telah berhenti maka hendaklah
melakukan mandi wajib dan mendirikan shalat.
(HR. Bukhari no. 320 dan Muslim no. 333).
- Setelah berhentinya Darah Nifas Bagi Wanita. Hukum darah nifas ini dijelaskan di dalam al – quran dan hadis sama dengan darah haid.
- Keluarnya air mani diiringi dengan syahwat. Ada yang harus diperhatikan antara air mani air madzi dan air wadhi, perbedaannya dijelaskan sebagai berikut:
Air Mani adalah keluar air dari alat kelamin laki – laki
ketika mengalami orga***, baik pada saat bersetubuh atau disebabkan adanya
mimpi basah. Air mani ini keluar dengan memuncrat, disertai adanya syahwat
besar hingga memuncak. Dan ketika air mani tersebut keluar maka badan terasa
lemas.
Air mani yang keluar dari kemaluan ini memiliki warna putih, dan baunya khas
seperti bau telur yang kering. Jika salah satu dari tanda – tanda di atas
ditemui maka bisa disimpulkan bahwa cairan tersebut yang keluar adalah air
mani. Air mani ini memiliki hukum yang tidak najis namun karena keluarnya air
mani ini dihukumi harus melakukan mandi wajib.
Air Madzi adalah keluarnya cairan yang berasal dari alat
kelamin laki – laki karena adanya gejolak syahwat, namun gejolak syahwatnya
masih belum mencapai puncak yang sempurna. Dan ketika keluar tidak membuat
tubuh menjadi lemas.
Wujud dari air Madzi ini lumayan bening, encer, dan terasa lengket lengket
tapi tidak ada bau. Cairan madzi memiliki hukum najis ringan, jika cairan
tersebut keluar maka tidak membuat puasa batal namun untuk membuatnya suci
kembali harus dengan berwudhu.
Air Wadhi adalah keluarnya cairan dari alat kelamin laki –
laki dikarenakan badannya mengalami kelelahan yang berat atau setelah
mengangkat beban yang terlalu berat, atau mungkin terkadang keluarnya bersamaan
pada waktu sedang kencing.
Wujud air wadi ini putih, teksturnya agak kental dan terlihat keruh. Wadi
ini memiliki hukum najis ringan, namun untuk mensucikannya tidak perlu mandi
cukup hanya melakukan wudlu seperti akan mau shalat.
Saling bertemunya dua kelamin walaupun tidak mengeluarkan air mani.
Dalam sebuah hadis dijelaskan dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda
bahwasanya apabila seorang laki – laki duduk di beberapa bagian anggota tubuh
istrinya ( bersetubuh ) lalu ia dengan niat yang sempurna, maka hukumnya wajib
melakukan mandi (HR. Bukhari no. 291 dan Muslim no. 348)
Walaupun air mani tidak sampai keluar maka hukumnya tetap harus mandi.
Hadist dari ‘Aisyah ra, ia menjelaskan, ada seorang laki – laki mengajukan
pertanyaan pada Nabi Muhammad saw mengenai laki – laki yang hendak bersetubuh dengan
istrinya akan tetapi tidak sampai air maninya keluar.
Apakah sepasang suami istri tersebut wajib melaksanakan mandi wajib ?
sedangkan pada saat itu Aisyah duduk disamping, maka Nabi Muhammad bersabda
bahwasanya “Akupun demikian pernah menyetubuhi wanita ini ( Aisyah ) aka tetapi
tidak mengeluarkan air mani, lantas kami kemudian mandi.” (HR. Muslim no. 350)
Pada saat orang kafir menjadi mualaf atau baru saja masuk islam
Dalam hadis diriwayatkan Qois bin Ashim ra. Beliau telah masuk islam, dan
nabi Muhammad saw memerintahkannya mandi yakni dengan air dan daun bidara. (HR.
An Nasai no. 188, At Tirmidzi no. 605, Ahmad 5/61. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih).
Pada saat seseorang dijemput ajalnya atau meninggal dunia.
Pada saat seseorang sudah di jemput dengan ajalnya maka dia wajib
melaksanakan mandi, tapi dengan cara dimandikan oleh orang lain. Hukumnya
memandikan mayat yakni fardlu kifayah. Yang dimaksudkan adalah meskipun hanya
dilakukan beberapa orang maka gugur kewajiban yang lainnya untuk melakukan.
Dalam sebuah hadis desebutkan, sebuah perintah Rasulullah kepada Ummu kepada
Ummu ‘Athiyah dan kepada pelayat dan wanita yang memandikan anaknya, “maka
mandikanlah mayat tersebut dengan membasahi tubuhnya dengan air dan daun bidara
tiga kali, lima kali atau lebih sampai kalian anggap cukup dan terakhir berilah
kapur barus atau minyak wewangian. (HR. Bukhari no. 1253 dan Muslim no. 939).
Untuk semua orang muslim ketika ia sudah dijemput oleh ajalnya maka wajib
hukumnya dimandikan, baik itu perempuan atau laki – laki, tua atau muda, anak –
anak atau dewasa. Dan seorang muslim yang tidak wajib dimandikan adalah seorang
yang matinya syahid dalam keadaan berperang.
Meninggalnya bayi karena keguguran tapi sudah memiliki roh di dalam tubuhnya.
Dalam hadis dan juga ilmu medis dijelaskan bahwasanya bayi memilki roh pada
tubuhnya ketika ia berada dalam kandungan pada usia diatas 120 hari.
Hal – hal yang tidak diperbolehkan ketika belum melakukan mandi wajib atau mandi besar.
Berikut ini adalah beberapa hal yang tidak diperbolehkan ketika belum mandi
wajib dan dia masih berhadast besar. Jadi seseorang yang sedang hadast besar
tidak diperbolehkan beberapa hal ini.
- Tidak boleh menyentuh mushaf al – Quran dan membacanya.
- Tidak boleh melaksanakan sholat baik itu sholat wajib atau sholat sunnah.
- Tidak boleh melakukan I’tikaf atau berdiam diri di masjid.
- Tidak boleh melakukan puasa baik puasa wajib ataupun puasa sunnah.
- Tidak boleh melakukan Thawaf pada saat berhaji.
- Tidak boleh di cerai ataupum diberikan talak hingga dalam keadaan suci lagi.
Hal – hal yang wajib di perhatikan ketika akan melaksanakan mandi wajib atau mandi besar.
- Gunakanlah air yang suci, air bersih tanpa ada campuran apapun tidak terkena kotoran yang bisa merubah baud an sifatnya.
- Mandi wajib dihukumi sebagai pengganti wudlu.
- Seluruh tubuh tanpa terkecuali harus terkena air secara merata.
- Menutupi aurat karena hukumnya wajib.
- Tidak menggunakan penutup kepala.
Nah, demikianlah ulasan mengenai niat dan tata cara mandi
wajib. Bagi Anda umat yang beragama islam wajib untuk Anda mengetahui tata cara
mandi wajib yang baik dan benar agar ketika Anda melakukan mandi wajib maka di
nilai ibadah oleh Allah SWT. Semoga bermanfaat.