Aswaja Dan Wahabi
Minggu, 16 Februari 2020
Edit
Aswaja dan Wahabi, itulah dua istilah yang belakangan ini
begitu mengemuka dalam kancah dinamika dakwah tanah air. Kedua istilah tersebut
kerap menimbulkan salah persepsi dari berbagai kalangan dalam memahami ajaran
Islam yang sebenarnya.
Term "Aswaja" dipopulerkan oleh sebuah ORMAS untuk
melegitimasi paham dan amalan-amalan yang menjadi ciri khas mereka. Alhasil
banyak masyarakat Muslim tanah air memahami Aswaja sebagai suatu aliran
keberagamaan yang memiliki ciri-ciri dalam aqidah dan amaliah sebagaimana
diyakini dan diamalkan pengikutnya, seperti : beraqidah asy'ariyah,
maturidiyah, mengamalkan tashawuf, sinkretisasi ajaran Islam dengan kultur
warisan Hindu-Budha, membuka kreasi dan modifikasi beragama seluas-luasnya atas
dalih bid'ah hasanah, bertawasul lewat perantara arwah para wali, ngalap berkah
ke kuburan, serta mengultuskan kyai sedemikian rupa.
Dengan demikian, jika kita mau jujur maka akan tersingkaplah
hakikat Aswaja sesungguhnya yang ternyata akar dari aliran tersebut bukanlah
Islam sebagaimana diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada
para sahabatnya, melainkan satu paham baru yang merupakan perpaduan dari
berbagai sekte dan pemikiran.
Agaknya tak berlebihan bila dikatakan bahwa kaum "Wahabiyin"
merupakan kelompok yang paling sering mendapat serangan frontal dari Aswaja
lewat sejumlah stigma horor. Menurut kyai Aswaja, Wahabi selalu diidentikkan
dengan satu pemahaman Islam yang radikal, intoleran serta membenarkan tindak
terorisme.
Benarkah stigma tersebut.....???
Sebelumnya, penting buat diketahui bahwa yang disebut aliran
Wahabiyah sesungguhnya adalah sebuah sekte yang didirikan oleh Abdul Wahab bin
Abdurrahman bin Rustum yang meninggal tahun 211 H. Sekte Wahabiyah itu sendiri
merupakan salah satu cabang dari firqoh Khawarij. Oleh karena itu, jika yang
dimaksud Wahabi adalah pengikut dari Abdul Wahab Rustum kita tentu menyepakati
kesesatannya.
Akan tetapi yang dimaksud Wahabi oleh Aswaja bukanlah
penganut sekte bikinan Abdul Wahab Rustum ini, melainkan siapa saja yang
sejalan dengan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Untuk itulah sejumlah
propaganda yang bertujuan mendiskreditkan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
berikut dakwah tauhid yang ditegakkannya dilancarkan oleh para kyai Aswaja.
Maka perlu diluruskan, tuduhan bahwa cikal bakal terorisme
dalam dunia Islam dewasa ini berpangkal dari dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab merupakan tuduhan ngawur yang tidak berdasar...!!
Sejarah justru mencatat, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
selalu menggandeng penguasa dalam menjalankan dakwah tauhidnya...!!
Seperti ketika menghancurkan kubah di atas makam Zaid bin
Khattab (?) yang dikeramatkan, beliau meminta izin kepada amir 'Uyainah
sehingga sang amir turut mengirimkan pasukan untuk membantu dan mengamankannya.
Begitu pula tatkala memulai dakwah pemurnian tauhid di Dir'iyyah beliau
mendapat perlindungan dari amir Dir'iyyah Muhammad Ibnu Saud.
Bahkan hingga hari ini, Arab Saudi yang dikatakan negara
Wahabi dianggap sebagai darul kufur oleh jamaah takfir, sehingga sebuah teror
bom yang didalangi Al-Qaida pernah mengguncang Riyadh pada tahun 2004. Semua
itu membuktikan kebohongan soal tuduhan bahwa terorisme moderen dalam dunia
Islam berakar dari dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab.....!!!
Kebangkitan jamaah takfir yang berujung pada munculnya aksi
terorisme di negeri-negeri Muslim, sejatinya merupakan buntut dari tersebarnya
pemikiran revolusioner ala Sayyid Qutb yang menyerukan perlawanan terhadap
pemerintah yang belum menegakkan hukum Islam.
Mengapa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yang Selalu
Diserang.....???
Bila sudah sedemikian terang, Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab tidak memiliki kaitan dengan pemahaman takfiri, lantas mengapa kaum
tradisionalis tetap begitu membenci beliau.....???
Benarkah beliau telah menciptakan satu mazhab baru yang
bertentangan dengan mazhab yang empat.....???
Sekali-sekali tidak.....!!!!
Syaikh rahimahullah justru seorang mujadid yang berjuang
keras untuk mengembalikan aqidah umat Islam kepada aqidah yang haq sebagaimana
aqidahnya para Sahabat Nabi, tabi’in, dan tabiut tabi’in, termasuk imam mazhab
empat yakni aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah berdasarkan pemahaman salafus
salih.....!!!!
Beliau berjihad memberantas kemusyirikan yang kala itu
menyebar di Jazirah Arab dan dunia Islam secara umum. Mengenai kondisi
keagamaan di Nejd dan sekitarnya kala itu yang merupakan tempat dimulainya
dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, Ahmad Al-Usairy menulis,
"Kemusyirikan dalam bentuk kepercayaan kepada pohon, batu, dan kuburan
telah menyebar. Mereka juga meminta tolong kepada jin, menyembelih untuk
mereka, dan bentuk-bentuk penyimpangan lainnya. Syaikh mengumumkan perang
terhadap semua itu. Maka, dia mendapatkan perlawanan keras."
Lihatlah.....!!!!
Bagi siapapun yang berfikir, niscaya akan mendapati satu
kesimpulan bahwa yang Syaikh lakukan hanyalah mencontoh dakwah tauhid
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam.
Maka sekiranya kaum tradisionalis menjuluki para Da'i yang
berdakwah memberantas kemusyirikan dan bid'ah dengan sebutan Wahabi, mengapa
gelar yang sama tidak mereka tujukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam dan para sahabatnya.....????
Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah
memerintahkan untuk menghancurkan berhala-berhala yang disembah di sekitar
Ka'bah pasca Fathul Makkah.....????
Bukankah Umar bin Khattab juga telah memerintahkan untuk
menebang pohon yang di bawahnya pernah berlangsung Baiatur Ridwan karena
khawatir akan menjadi sarana kemusyirikan di kemudian hari.....????
Bukankah Ibnu Mas'ud juga dengan tegas mengingkari amalan
bid'ah sekelompok manusia yang tengah melakukan zikir berjamaah.....????
Bukankah Rasulullah dan para sahabatnya juga tidak
mengadakan perayaan 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari pasca kematian.....????
Lantas mengapa para kyai tradisionalis tidak berani
memasukkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya ke
dalam golongan Wahabi, padahal apa yang Rasulullah dan para sahabatnya lakukan
justru dicontoh oleh kaum Wahabi.....????
Di sinilah tampak jelas bahwa sesungguhnya stigmatisasi
Wahabi kepada para Da'i yang mendakwahkan tauhid dan sunnah adalah justru untuk
menghalangi kaum Muslimin dari memahami Islam yang benar, yakni Islam yang
diajarkan Rasulullah kepada sahabatnya.
Tapi mengapa yang dipilih sebagai sasaran tembak adalah
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahab.....????
Bukankah ulama-ulama Ahlus Sunnah lainnya juga bersikap
tegas dalam memberantas segala bentuk kesyirikan dan bid'ah.....????
Ya benar, akan tetapi Allah Ta'ala menakdirkan Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahab hidup dalam satu kurun di mana mayoritas kaum Muslimin
telah terjebak dalam praktek-praktek kemusyirikan, sehingga dakwah beliau yang
bertujuan mengembalikan umat Islam kepada tauhid yang murni bertentangan dengan
arus mayoritas. Ditambah lagi, dakwah tauhid dari Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab ini telah sukses membuahkan tegaknya daulah Su'udiyah yang menguasai dua
tanah suci dan selalu menjadi penyokong dakwah tauhid, sehingga fakta tersebut semakin
menumbuhkan kedengkian mendalam di hati para pembela tradisi nenek moyang.
Oleh karena itu tidaklah lagi samar dalam pandangan setiap
yang berfikir bahwasanya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab tidaklah menciptakan
satu aliran baru. Beliau hanya mendakwahkan ajaran Islam sebagaimana dipahami
generasi awal umat ini tatkala kebanyakan manusia telah meninggalkan dan
berpaling kepada keyakinan maupun amalan-amalan bid'ah. Dakwah beliau adalah
dakwah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, sama dengan yang didakwahkan oleh Sahabat,
Tabi'in, maupun Imam mazhab yang empat.
Sebaliknya, mereka yang menyimpang dari metode beragamanya
para Sahabat, yang mencampuradukkan ajaran Islam dengan keyakinan dan ritual di
luar Islam, yang gemar melestarikan bid'ah, meminta tolong pada jin, serta hobi
ngalap berkah ke kuburan, maka pengakuan mereka sebagai Ahlus Sunnah wal
Jama'ah hanyalah kedustaan belaka.....!!!! Sebab yang mereka lestarikan justru
merupakan amalan-amalan "asli warisan jahiliyah".
Barakallahu fiikum